Define Our Purpose of Life Earlier

Donni Prabowo
5 min readApr 10, 2020

--

Purpose of Life, seingat saya istilah Purpose of Life ini pertama kali saya dengar dari Bro Yasa Paramita Singgih, pendiri Men’s Republic. Saya kenal dia pada awal tahun 2016, pada saat sama-sama jadi Finalist Wirausaha Muda Mandiri 2015.

Aigiva, 1 Tahun 10 Bulan

Saya mendapatkan ide menulis ini saat kemarin nemenin anak saya main dan tiba tiba muncul pertanyaan dipikiran saya

Kira-kira apa kontribusi yang bisa saya lakukan agar anak ini kelak akan menjadi anak yang lebih hebat dan lebih bermanfaat dibanding Ayahnya?

Saya harap, anak saya tidak perlu mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan. Salah satunya adalah terlambat start. Jujur saja saya baru mulai tahu saya harus berjalan ke arah mana saat saya kuliah semester 2. Dan saya pikir itu sangat terlambat. Seadainya saya bisa tahu lebih cepat, saya bisa menentukan prioritas prioritas dan tidak buang buang waktu untuk hal-hal yang tidak align dengan goal saya. Waktu itu, masa-masa SD, SMP, SMA saya lalui hari demi hari tanpa tahu tujuannya, saya tidak pernah benar benar tahu saya kelak ingin menjadi apa, bahkan saya juga tidak benar benar tahu ingin kuliah dimana dan jurusan apa. Alhasil nilai-nilai saya juga seadanya kala itu, mungkin karena saya tidak benar-benar tahu alasan kenapa saya harus belajar.

Mungkin banyak juga yang merasakan hal yang sama dengan saya. Pernah suatu ketika, saat saya sharing di suatu acara secara random saya tanya beberapa peserta, setelah lulus apa rencana kalian? Dari sekitar 5 orang, hanya 1 orang aja yang bisa ceritakan planingnya.

Meskipun terlihat sederhana, ternyata menentukan Purpose of Life sedini mungkin bukan perkara mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya. Beberapa hal ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi menurut pengalaman saya :

Lingkungan

Umumnya di masa-masa SD SMP SMA, lingkungan yang menjadi pengaruh paling dominan untuk kita adalah lingkungan keluarga. Karena secara umum anak akan cenderung mendengarkan dan mengikuti perintah orang tua. Kata perintah dikalimat sebelumnya saya cetak tebal karena sering kali orang tua hanya memberikan perintah, tanpa dikasih tahu alasan dibalik perintah tersebut. Atau sebenarnya sudah dikasih tahu, tapi orang tua tidak sadar atau bisa jadi tidak mau tau apakah anak sudah benar-benar memahami why nya atau belum. Menurut saya penting untuk orang tua sering-sering mengajak diskusi anak terkait masa depan, itu akan membantu anak lebih cepat menemukan purpose nya. Selain itu penting juga untuk orang tua sering-sering bercerita value value positif yang tetap harus dipegang si anak, itu akan membantu membentengi anak dalam perjalanan untuk mencapai purpose tersebut.

Selamat jika saat ini kamu berada dilingkungan keluarga yang seperti itu. Namun jika karena satu dan lain hal lingkungan keluargamu belum seideal itu janganlah berkecil hati. Kamu tidak sendirian, masih ada jalan lain yang bisa mempermudah kamu mencapai purpose of life mu. Mungkin kamu bisa mencari lingkungan yang positif dengan cara bergabung dengan organisasi atau komunitas tertentu, tapi harus hati hati jangan sampai salah memilih komunitas.

Wawasan

Memiliki wawasan yang luas, itu akan lebih mempermudah kita untuk menemukan tujuan hidup kita. Yang saya maksud memiliki wawasan luas dalam kontek ini adalah memiki banyak konten bacaan. Terutama soal biografi atau bacaan bacaan yang bercerita tentang kisah sukses seseorang. Setiap orang yang berhasil, biasanya punya pengalaman berharga, kadang dia juga cerita soal perjalanan suksesnya dia maupun kisah gagalnya dia dimasa sebelumnya. Saya pribadi merekomendasikan bacaan dalam bentuk buku, berbeda dengan artikel, buku biasanya memiliki kesatuan konten yang utuh. Tidak sepotong-sepotong. Kita bisa mulai membaca buku dari biografi tokoh yang kita sukai. Bagi yang belum terbiasa membaca buku, mulailah dengan membaca buku yang tidak terlalu tebal (<150 halaman). Jika kamu kurang menguasai bahasa inggris pilihlah buku yang memang ditulis oleh penulis lokal, bukan buku terjemahan, kecuali kalau kamu yakin buku terjemahan yang kamu baca telah diterjemahkan dengan baik. Membaca buku yang bercerita tentang perjalanan sukses seseorang, membuat kita lebih mudah mencari role model. Jika kita sudah memiliki beberapa role model, biasanya kita akan jauh lebih mudah menentukan purpose of life versi kita sendiri.

Pengalaman saya, saya banyak terbantu dari membaca buku. Beberapa buku yang saya baca dan membuat saya makin semangat antara lain buku 1) In the mind of natali ardianto, 2) never too young to become a billionaire, 3) purpose, 4) rich dad poor dad 5) In my own shoes, 6) Man of Honor, 7) Steve Jobs 8) Bill Gates dan masih banyak lagi yang bisa kita baca. Selain itu nonton film biografi menurut saya juga akan membantu.

Bagi yang belum suka membaca buku, cobalah memulai mencari bacaan yang kalian suka. Tidak semua buku seperti buku pelajaran sekolah / kuliah, tidak semua buku isinya teori. Saya pikir tidak ada orang yang benar-benar tidak suka membaca buku, yang ada hanyalah orang yang belum menemukan bahan bacaan yang pas saja.

Momentum

Kebetulan saya tidak punya banyak cerita terkait ini. Namun saya sering kali mendengar beberapa cerita dimana purpose of life nya seseorang terdorong muncul lebih cepat karena ada momentum tertentu.

Sebagai contohnya, Bro Yasa yang saya ceritakan diawal tadi. Dalam bukunya dia bercerita bahwa dia mulai menemukan purpose nya ketika umur 15 tahun. Dimana saat itu Ayahnya terkena serangan Jantung mendadak dan membutuhkan banyak biaya. Semenjak saat itu dia memutuskan untuk membiayai biaya sekolahnya sendiri dan tidak ingin membebani orang tuanya. Dari situ dia mendapat dorongan lebih, yang akhirnya membuat dia tahu tujuan hidupnya lebih awal.

Meskipun kadang bisa saja kita menemukan purpose kita secara kebetulan karena ada suatu momentum tertentu, sebaiknya kita tetap mengusahakan memiliki lingkungan yang positif dan wawasan yang luas, itu akan membuat kita mampu merespon peluang atau momentum secara lebih baik.

Saya sendiri mulai menemukan purpose of life saya saat saya kuliah, dimana ditandai dengan saya merasa sangat happy melalui hari-hari belajar sistem informasi / teknologi informasi. Dengan effort yang minimum saya mampu mendapatkan hasil yang maksimal dikala itu. Bahkan disaat saya belum lulus, saya sudah mendapatkan bayaran untuk sekedar melakukan hal yang memang saya sukai dikala itu. Seiring berjalanannya waktu saya menjadi semakin yakin bahwa diciptakannya saya didunia ini tidak lain tidak bukan adalah untuk berkontribusi dibidang teknologi dan bisnis. Saya sangat semangat dan betah berjam-jam kalau diajak berdiskusi soal teknologi dan bisnis, bahkan saya betah dan rela melakukan hal itu walaupun tidak mendapatkan bayaran sekalipun. Meskipun begitu, ternyata Tuhan tidaklah tidur, ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas justru rejeki akan lebih mudah datang. Kadang beberapa tawaran pekerjaan maupun proyek datang dengan sendirinya.

Dari pengalaman saya tersebut, saya merasa menentukan purpose of life sedini mungkin sangatlah penting. Memiliki tujuan hidup, berarti setiap hari kita memiliki semangat yang luar biasa ketika kita bangun tidur. Di sisi lain alam bawah sadar kita juga akan merespon secara positif dan menuntun kita untuk berjalan mendekati tujuan. Lalu apakah purpose of life kita boleh berubah. Tentu saja boleh.

Point terakhir, apakah ada jaminan setelah kita menentukan purpose of life sedini mungkin maka kita akan berhasil lebih awal. Tidak ada jaminan.

Setiap orang punya timelinenya masing-masing, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan besok kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ini. Mark Zuckerberg memulai facebook saat usia 19 tahun, dan berhasil sukses. Sedangkan Colonel Harland Sanders, pendiri KFC baru berhasil sukses di usia 65 tahun. Kapan kita bisa mencapai purpose of life kita, biarlah Tuhan yang mengatur. Kita sebagai manusia tugasnya berusaha semaksimal mungkin.

Mudah-mudahan tulisan ini nantinya bisa dibaca anak saya ketika dia sudah bisa baca. Dan mudah-mudahan ada manfaatnya.

--

--

Donni Prabowo
Donni Prabowo

Written by Donni Prabowo

Startup Ecosystem Player | CEO PT. Jendela Digital Indonesia | Director at ABP Incubator | Regional Head at UMG Idealab (C.V.Capital) | donni.official@gmail.com