Memulai dari Melihat Tujuan Akhir

Donni Prabowo
3 min readJan 31, 2020

--

Saya yakin setiap orang pasti menginginkan masa depan yang cerah, berkecukupan, punya banyak waktu untuk keluarga, punya cukup uang dan bahagia dunia akhirat. Tapi ternyata tidak setiap orang bisa beruntung mencapai titik itu, kadang keinginan tidak sesuai dengan realita.

Pada tulisan ini saya ingin mengajak kita berfikir sejenak, mengapa banyak orang tidak bisa mencapai masa depan yang cerah dan berkecukupan. Tahukah kamu bahwa setengah kekayaan di dunia ini ternyata hanya dikuasai oleh 1% orang (orang orang yang sangat kaya). Coba pikir mengapa bisa seperti itu?

Dan seandainya semua total uang di dunia ini dibagi rata keseluruh populasi yang ada di dunia, maka 5 tahun setelah itu komposisinya kan kembali lagi >50% kekayaan dunia hanya akan dikuasai oleh segelintir orang saja. Mengapa bisa seperti itu? Coba pikirkan! Ya mungkin ini Hukum Alam untuk mencapai keseimbangan. Saya sendiri juga gak yakin apa alasannya selain karena Hukum Alam, karena setiap hal di dunia ini pastinya diciptakan untuk bisa saling melengkapi.

Walaupun hal itu mungkin adalah hukum alam, tapi kita harus ikthiar dong. Seandainya didunia ini memang ditakdirkan ada sebagian orang menjadi miskin, sebagian menjadi cukup, dan sebagian menjadi kaya. Setidaknya kita harus bisa memastikan bahwa kita gak masuk dalam kategori miskin. Syukur-syukur kita bisa dikategori lebih dari cukup atau sangat berkecukupan.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Mungkin kita bisa memulai dengan lebih banyak melihat dan lebih banyak mendengar dengan pikiran terbuka. Melihat keatas dan melihat kebawah. Saya akan sharing satu hal dibenak saya yang menurut saya ini menjadi point terpenting agar kita bisa memiliki masa depan yang kita inginkan. Apakah itu? Jawabannya adalah, berani bermimpi besar dan berani menetapkan tujuan hidup sedini mungkin. selanjutnya adalah yakin bahwa kita bisa mencapai itu bagaimanapun caranya.

Biasanya orang yang menjadi biasa aja, adalah orang-orang yang takut untuk mempunyai mimpi. Takut untuk menetapkan tujuan. Jadi ya hidupnya cuma lempeng-lempeng aja ngikutin arus. Orang-orang tipe ini adalah orang-orang yang biasanya takut kecewa jika harapannya tidak sesuai kenyataan. Jadi dari pada kecewa mereka memilih untuk tidak punya mimpi yang terlalu besar, tidak menetapkan tujuan yang besar.

Sebagian orang digolongan ini, dia tidak mempunyai mimpi besar, namun dia sudah bisa mensyukuri dari apa yang dia dapat, dan itu cukup bagus. Tapi ada juga orang digolongan ini, sudah tidak memiliki goal yang spesifik tapi kerjaannya ngeluh terus dengan keadaan. Bahkan dilevel akut, mereka justru menebar virus iri, dengki, fitnah pada orang-orang disekitarnya yang tidak memiliki pola pikir yang sama dengan mereka.

Saya sering kali menganalogikan bahwa menjalani hidup ini sama saja dengan aktifitas menyusun sebuah puzzle yang komplek. Coba bayangkan jika 2 orang diberikan 2 buah puzzle yang sama. Puzzle pertama diberikan kepada Anton, dan Puzzle kedua diberikan kepada Budi. Budi dan Anton diminta melakukan kompetisi untuk mendapatkan siapa yang tercepat dalam menyusun puzzle tersebut. Bedanya, Anton sebelum mulai diizinkan untuk melihat hasil akhir dari gambar puzzle tersebut, sedangkan Budi tidak diberi gambaran sama sekali akan menjadi gambar apa puzzle tersebut.

Menurutmu, siapa yang akan menjadi yang tercepat dalam menyusun puzzle tersebut? Ya.. Tentu saja Anton akan lebih cepat menyelesaikan puzzle yang komplek tadi. Mengapa demikian? Karena dia sudah tahu hasil akhirnya akan jadi seperti apa, sehingga dia lebih mudah menyusunnya. Di hidup ini juga sama, semakin kita bisa memvisualkan tujuan akhir(goal) kita di otak, akan lebih cepat pula kita mencapai tujuan itu. Alam bawah sadar kita akan secara otomatis memandu kita kearah yang ingin kita tuju. Bayangkan jika kita tidak punya tujuan? Bagaimana mungkin kita bisa mencapai tujuan kalau kita sendiri gak tau tujuan kita kemana. Jelas tidak mungkin. Alam bawah sadar kita pun tidak bisa memandu kita kalau kita sendiri tidak set tujuan kita mau kemana.

Jadi semakin dini kita mengetahui purpose of life kita, maka semakin cepat pula kita mencapai tujuan tersebut.

Ya. Tentu saja itu hanyalah pemikiran saya semata, saya pun tak memaksa kamu memiliki pemikiran yang sama dengan saya, saya hanya ingin kamu berfikir.

--

--

Donni Prabowo
Donni Prabowo

Written by Donni Prabowo

Startup Ecosystem Player | CEO PT. Jendela Digital Indonesia | Director at ABP Incubator | Regional Head at UMG Idealab (C.V.Capital) | donni.official@gmail.com

No responses yet